Larangan Ekspor Timah Berpotensi Gerus Pendapatan PT Timah Tbk? Begini Pendapat Direksi

Pemerintah akan melarang ekspor bauksit dan timah mulai tahun ini demi mendorong hilirisasi produk mineral. Direktur Utama PT. Timah Tbk(TINS), Achmad Ardianto mengaku mendukung inisiatif tersebut. "Kita dukung kita support tahapan per tahapannya seperti apa. Supaya itu bisa terwujud, hilirisasi seperti apa yang dicita citakan pak Jokowi," kata Didi sapaan akrabnya saat Media Gathering di Menteng, Jakarta, Rabu(25/5/2022). Seberapa besar efeknya larangan ekspor tersebut terhadap pendapatan PT. Timah, Didi belum bisa memastikannya. Dia menyatakanmasih wait and see terkait rincian seperti apa nantinya terkait kebijakan tersebut.

"Bisa ya bisa tidak, tergantung tahapan tahapannya seperti apa. Dan kita yakin pemerintah pasti akan mempertimbangkan itu, " kata dia. Sebelumnya, Menteri Invenstasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah berencana melarang ekspor bauksit dan timah pada tahun 2022 ini. Bahlil mengatakan, larangan tersebut merupakan interpretasi arahan dari Presiden RI Joko Widodo untuk membangun hilirisasi dan industri berbasis energi baru terbarukan dan ramah lingkungan.

“Kami dari Kementerian Investasi menerjemahkan dengan transformasi ekonomi lewat hilirisasi dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam. Nikel, kita setop. Bauksit sebentar lagi kita akan setop. Di 2022 bauksit akan kita setop dan di 2022 akhir kita juga akan setop ekspor timah,” ujar Bahlil seperti dikutip Kontan, Rabu (18/5/2022). Menurutnya, larangan ekspor mineral akan mendorong terjadinya hilirisasi dan meningkatkan nilai tambah. Hal ini terbukti dari larangan ekspor nikel yang dapat meningkatkan realisasi ekspor tambang. “Di tahun 2020 ekspor kita untuk hasil nikel cuma US$ 2 miliar. Dan di 2022, ekspor hilirisasi dari stainless steel, itu sudah mencapai US$ 20 miliar,” kata Bahlil.

Selain itu, adanya pelarangan ekspor komoditas tambang dan mineral juga memberi dampak positif terhadap neraca perdagangan. Salah satunya dengan negara China. “Sekarang defisit neraca perdagangan dengan China tidak lebih dari US$ 2 miliar. Di 2022 pasti akan terjadi surplus neraca perdagangan China, ini kontribusi kita dari hilirisasi nikel,” katanya.

Tinggalkan komentar